THE MAKASAR ATAU MAKASSAR DIARIES

The makasar atau makassar Diaries

The makasar atau makassar Diaries

Blog Article



Karena benteng ini bentuknya mirip penyu, kadang juga benteng ini juga dinamakan Benteng Panynyua (Penyu). Benteng ini mempunyai five Bastion, yaitu bangunan yang lebih kukuh dan posisinya lebih tinggi di setiap sudut benteng yang biasanya ditempatkan kanon atau meriam di atasnya.

The character of this previous buying and selling Heart modified like a walled metropolis generally known as Vlaardingen grew. Gradually, in defiance of your Dutch, the Arabs, Malays and Buddhist returned to trade outside the fortress walls and had been joined later on because of the Chinese.

Then walk north up Jalan Penghibur for an early meal on the sidewalk kaki lima (meals stalls) for Makassar favorites like pisang epe (grilled banana with palm sugar sauce) and buroncong (breakfast cakes made of flour and grated coconut).

You happen to be using a browser that won't supported by Facebook, so we have redirected you to definitely an easier version to provde the best encounter.

Not far from your fort’s shadow is definitely the Kings of Tallo Cemetery, where the sultans who as soon as dominated Makassar lie in Everlasting rest.

Pinisi however group the dock that's just a fifteen-minute push from Makassar, where outside of shipping and delivery Necessities like rice and occasional, fishing boats get there holding the working day’s catch. Go early each morning to view Paotere at its busiest. View the Sunshine glow against the pinisi masts and have breakfast at wharfside Avenue food stuff stalls marketing

The air Here's thick Using the odor of your open up sea as well as the clean capture hauled in from the crew’s professional arms. Walk Among the many locals at Paotere Harbor because they form throughout the bountiful harvest of the sea – silvery fish, richly-hued crabs, and also the occasional treasure of an enormous tuna.

Trek through the lush jungle trails, swim while in the purely natural springs, or just bask from the park’s tranquil beauty.

The town of Makassar is really a bustling cosmopolitan town, household to a diverse ethnic group that was at the time called Ujung Pandang.

The principle source of profits with the Makassar is rice farming; nevertheless, Also they are popular during Indonesia for his or her skill in trading and as fishermen. This involves the harvesting of sea cucumbers, a observe recognised in Indonesian as trepanging.[14]

Atraksi permainan tradisional "Ma'raga", Adalah pertunjukan permainan bola raga yang dipindahkan dari kaki ke kaki atau ke tangan, pertunjukan ini dimainkan dengan suka cita.

Baru pada Tahun 1669, akhirnya dapat merata-tanahkan kota Makassar dan benteng terbesarnya, Somba Opu. Bagi Sulawesi Selatan, kejatuhan Makassar di tangan federasi itu merupakan sebuah titik balik yang berarti bahwa Bandar Niaga Makassar menjadi wilayah kekuasaan VOC, dan beberapa pasal perjanjian perdamaian membatasi dengan ketat kegiatan pelayaran antar-pulau Gowa-Tallo dan sekutunya. Pelabuhan Makassar ditutup bagi pedagang asing, sehingga komunitas saudagar hijrah ke pelabuhan-pelabuhan lain. Pada beberapa dekade pertama setelah pemusnahan kota dan bandar Makassar, penduduk yang tersisa membangun sebuah pemukiman baru di sebelah utara bekas Benteng Ujung Pandang, benteng pertahanan pinggir utara kota lama itu pada Tahun 1673 ditata ulang oleh VOC sebagai pusat pertahanan dan pemerintahan diberi nama baru Fort Rotterdam, dan ‘kota baru’ yang mulai tumbuh di sekelilingnya itu dinamakan ‘Vlaardingen’. Pemukiman itu jauh lebih kecil daripada Kota Raya Makassar yang telah dihancurkan. Pada dekade pertama seusai perang, seluruh kawasan itu dihuni tidak lebih two.000 jiwa, pada pertengahan abad ke-18 jumlah itu meningkat menjadi sekitar five.000 orang, setengah di antaranya berupa budak. Selama dikuasai VOC, Makassar menjadi sebuah kota yang terlupakan, maupun para penjajah kolonial pada abad ke-19 itu tak mampu menaklukkan jazirah Sulawesi Selatan yang sampai awal abad ke-twenty makasar jakarta timur masih terdiri dari lusinan kerajaan kecil yang independen dari pemerintahan asing, bahkan sering harus mempertahankan diri terhadap serangan militer yang dilakukan kerajaan-kerajaan itu. Maka, ‘Kota Kompeni’ itu hanya berfungsi sebagai pos pengamanan di jalur utara perdagangan rempahrempah tanpa hinterland bentuknya pun bukan ‘bentuk kota’, tetapi suatu aglomerasi kampung-kampung di pesisir pantai sekeliling Fort Rotterdam.

Sobat Pesona juga akan dimanjakan dengan hijaunya jajaran pepohonan pinus yang tinggi dan areal perkebunan teh yang luas di dataran tinggi Malino. Pastikan Sobat Pesona mampir ke kafe terdekat untuk menyeruput secangkir teh hangat di tengah sejuknya udara Malino, ya!

Within just Makassar metropolis by itself, art blossoms while in the neighborhood galleries and general public spaces. The flourishing canvas of street artwork, A great deal of it reflecting social and political themes, paints the town with contemporary narratives, whereas the normal dance and puppetry performances at cultural facilities retain the myriads of nearby stories animated and revered.

Report this page